Hai ketemu lagi dengan ku, aku
ingin ngeshare pengalaman pribadiku,
Dia adalah sahabatku, namanya Nila
fadhilah, dia cantik, pintar dan di sukai banyak lelaki di kampus, aku kenal
dia pertama kali ketika matrikulasi pengenalan kampus di STAIN Kudus, di bulan
September 2015. Kami ternyata di tempatkan di kelas yang sama yaitu kelas BKI-D
jurusan Dakwah dan Komunikasi prodi Bimbingan Konseling Islam. Awal perkenlan
dia merupakan pribadi yang sangat seru, perangainya yang baik membuatku care
sama dia.
Persahabatanku berlanjut sampai sekitar
bulan maret 2016, dia berubah semenjak mempunyai pacar yang satu kelas dengan
kita. Konflik batinku membuat hubunganku dan Nila merenggang, semua berawal
ketika aku dan dia berencana mencari kontrakan yang dekat dengan kampusku.
Berhari-hari aku dan dia mencari cari informasi kontrakan, dan pada suatu hari dia
menemukan kontrakan yang berada di desa Dersalam kecamatan Bae Kudus. Aku dan
dia mengontrak disana bersama dengan tiga orang lainnya yang sama sama kuliah
di STAIN namun berbeda jurusan dan prodi. awal mengontrak aku baik baik saja,
minggu ketiga aku mulai sakit-sakitan
sampai berlajut sampai 2 minggu sakitku belum saja sembuh, aku sakit
batuk dan demam, sudah di antar bapak periksa ke dokter dua kali namun tidak
ada hasil yang berarti, lalu suatu malam ketika aku berada di kontrakan dan
dalam kondisi yang masih sakit aku menangis dan mengirim sms ke bapak bahwa aku
masih sakit, sontak bapak langsung bergegas menelfon dan mau menjemputku
pulang, namun aku tidak mau merepotkannya, sehingga aku mencegahnya.
Ketika aku sakit aku sadar bahwa aku salah
dengan orang tuaku, aku sebenarnya mengontrak tidak direstui oleh mereka, dengan
alasan bahwa kampusku tidak terlalu jauh dengan rumahku di jepara, belum lagi
ongkos makan di kudus mahal dan memicu boros. Ternyata omongan orang tuaku
benar, semenjak aku di kontrakan pengeluaranku banyak, lebih banyak dari saat
aku masih laju dulu. Aku merasa tidak betah berada di kontrakan, aku sering
tidur sendirian di kamar, namun semua penghuni kontrakan sangat baik padaku,
aku di belikan obat, dan care denganku walau nggak lama kenal dengan ku mereka
sudah akrab seperti kakak sendiri, namun yang mebuatku nggak betah adalah
suasana di kontrakan, banyak memikirkan rumah dan restu orang tua yang tidak
aku dapatkan. Lalu aku memutuskan untuk keluar dari kontrakan. Aku sebelumnya
sudah bicara dengan Nila, bahwa aku keluar dari kontrakan, dia sebenarnya agak
kecewa dengan keputusanku, dengan bilang bahwa bagaimana dengan dia kalau nggak
ada aku, apa dia harus tinggal sendirian dengan mbak mbak kontrakan yang tidak
begitu akrab dengannya. Jujur ketika aku mengontrak aku sering sendirian di
kontrakan bersama dengan mbak mbak kontrakan, sehingga tak heran jika aku mulai
akrab dengan mbk mbak, sementara nila menghabiskan waktu luangnya bersama
pacarnya, aku di kontrakan sering kesepian walaupun sudah di temani oleh mbak
mbak, namun suasananya beda, sebab itulah hubunganku dan nila merenggang.
Ketika aku pulang kerumah, bapakku bilang
bahwa aku sakit karena ada penghuni kontrakan yang menggangguku, penghuni
maksudnya makhluk halus, bapak mengetahuinya dari pamanku yang notabennya
adalah seorang spiritual. Ketika kudengar itu dari bapak, aku langsung merinding
sendiri, untung aku sudah keluar dari kontrakan itu. Namun masalah baru muncul.
Aku dan Nila sudah tidak sejalan lagi, dia dan aku saling menjauh, dan
persahabatan kami memudar sampai sekarang ia dan aku berada di satu sebrang
jalan yang terhalang oleh jarak. Hingga aku ingin berakata padanya “oh sahabat,
apakah kau tahu? Aku membutuhkanmu.” Hanya kata kata sesederhana itu yang ingin
aku ungkapkan padanya. Aku ingin sekali memperbaiki hubunganku dengannya, namun
sulit, aku mencoba mendekatinya dan ternyata sulit bukan main untuk aku
lakukan, entah kenapa semua berubah, mungkin ini rencana Allah, aku menghormati
keputusanNya, mungkin inilah hal yang terbaik untukku dan dia sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar