aku orang yang agak pendiam, walupun pendiam tapi aku bisa membaca perasaan orang lain loh, :)

Selasa, 25 Oktober 2016

Memahami Peran dan Fungsi Tauhid dalam Kehidupan Sosial



Memahami Peran dan Fungsi Tauhid dalam Kehidupan Sosial
MAKALAH
Mata Kuliah : Ilmu Tauhid
Dosen Pengampu : Eko Sumadi M.Pd.I







Disusun Oleh :
Kelompok 5
1.      Risqi Rodhiah       (1540110110)
2.      Nisa Haryanti        (1540110130)
3.      Nur Said                (1540110141)


 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
TAHUN 2016

PENDAHULUAN


A.    LatarBelakang
Pada era modern seperti sekarangini ,banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh manusia, seperti masalah pribadi, masalah sosial, dan yang patut kita renungkan adalah tentang masalah akidah dan akhlaq. Masalah akidah dan akhlaq ini dikarenakan tidak begitu dipentingkannya pendidikan agama serta kurangnya fungsi dan peran tauhid dalam kehidupan sehari-hari manusia saat ini.
Kebanyakan manusia saat ini hanya mementingkan kepentingan dunia saja disbanding dengan kepentingan akhirat. Sehingga yang terealisasi hanyalah sifat-sifat manusia yang berbau kegiatan duniawi, seperti fashionism, hedonism, kepuasan hawa nafsu, dan lain-lain. Hanya sedikit dari banyak manusia di dunia ini yang dapat memanfaatkan fungsi dan peran tauhid dalam kehidupan social secara benar dan sesuai dengan keadaan manusia di zaman yang seperti ini.
Padahal jika masyarakat saat ini mampu menempatkan tauhid dalam kehidupan sehari-harinya, insyaallah, akan tercipta kehidupan masyarakat yang aman, damai, nyaman, tentram, dan jauh dari sifat-sifat tercela seperti korupsi, penjurian, fitnah, dan tindakan-tindakan lainnya yang melawan hukum maupun agama.

B.     RumusanMasalah

  1. Mengapa tauhid penting bagi kehidupan sosial?
  2. Bagaimana peran dan fungsi tauhid dalam kehidupan sosial?



PEMBAHASAN


A.    Pentingnya Tauhid bagi Kehidupan Sosial
Ilmu Tauhid secara harfiyah, berarti ilmu tentang keesaan Allah SWT. Sebagaimana diketahui bahwa, masalah keesaan Tuhan adalah sebagian dari masalah-masalah aqidah yang paling utama, karena “mengesakan Allah” itu tujuan hakiki dari aqidah Islam, maka ilmu tentang aqidah Islam dinamakan dengan Ilmu Tauhid.[1]
Tauhid adalah salah satu hal terpenting yang harus difahami, dimiliki dan dipegang teguh  oleh umat islam, karena dengan tauhid seseorang dapat mengerti apa arti dari kehidupan yang dia jalanani. Dalam ajaran islam kalimat tauhid terbagi menjadi dua bagian yang sangat berhubungan antara satu dengan yang lainya, yaitu Nafyu dan Isbat. Nafyu (peniadaan), kalimat tersebut adalah  Laailaaha yang artinya” tiada Tuhan”, maksud dari kalimat itu iyalah meniadakan segala macam Tuhan, sehingga di muka bumi ini tiada apapun yang patut disembah, dipuja, diimani dan ditaati. Isbat (menetapkan), kalimat tersebut adalah Illallah yang artinya “ kecuali Allah”, maksud dari kalimat itu iyalah memunculkan pemahaman tentang keberadaan Allah sebagai satu-satunya Tuhan di dalam fikiran kita setelah kita menghapus segala macam Tuhan yang ada di dalamnya.
Tauhid mempunyai peran besar terhadap hidup manusia, karena dengan tauhidlah manusia dapat memahami arti dan tujuan hidup mereka. Marilah kita tengok di dalam kehidupan kita pada zaman yang katanya modern ini, banyak manusia yang hidup tanpa tujuan yang jelas, mereka bekerja siang malam banting tulang hanya untuk mendapatkan harta yang banyak, dengan harta itulah mereka berusaha memuaskan hawa nafsunya yang tak kunjung puas dengan apa yang telah mereka lakukan, padahal Allah telah berfirman dalam ayat-Nya, yang artinya ”Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaku”.
Maka jelaslah tujuan hidup manusia sesungguhnya, yaitu hanya beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala saja dan bukan untuk yang lain, karena segala macam perbuatan yang kita lakukan mulai dari makan kita, tidur kita, belajar kita, dan segalamacam usaha yang kita lakukan jika kita niatkan untuk beribadah kepada Allah niscaya semua itu adalah pahala bagi kita.

B.     Peran dan Fungsi Tauhid dalam Kehidupan Sosial
Tauhid  menempati kedudukan sentral dan esensial dalam islam, tauhid berarti komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari seluruh rasa hormat, rasa syukur, dan sebagai satu-satunya sumber nilai dalam islam.
Manusia yang bertauhid mengemban tugas untuk membersihkan manusia dari menyembah manusia, hewan, tumbuhan, matahari, berhala, dan lain-lain kepada menyembah alloh. Dengan tauhid, kedudukan manusia sama manusia yang lain, yang  membedakan manusia dihadapan alloh adalah tingkat ketaqwaannya (QS. Al Hujurat: 13).
Hubungan manusia tidak hanya dengan tuhannya, tetapi juga mencakup hubungan horisontal dengan sesamanya. Maka dari itu tauhid juga memiliki fungsi membentuk suatu masyarakat yang mengejar nilai-nilai utama dan mengusahakan tegaknya nilai keadilan sosial sehingga memberikan insipirasi pada manusia untuk mengubah dunia disekelilingnya agar sesuai dengan kehendak alloh. Hal ini akan memicu manusia untuk membentuk suatu misi yang bertujuan mengubah dunia, menegakkan kebenaran, dan keadilan, merealisasikan berbagai nilai-nilai utama dan memberantas kerusakan dimuka bumi. Dengan misi ini akan terwujud kehidupan sosial yang adil, etis, dan agamis.
Dalam konteks pengembangan umat, tauhid berperan mentransformasikan setiap individu yang meyakininya menjadi manusia yang lebih ideal dalam arti memiliki sifat-sifat mulia yang membebaskan dirinya dari setiap belenggu sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
1.      Memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Ia akan berusaha secara maksimal untuk menjalankan pesan dan perintah Allah sesuai dengan kadar kemampuannya.
2.      Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah.
3.      Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kehidupannya, adat istiadatnya, tradisi dan paham hidupnya.
4.      Tujuan hidupnya amat jelas. Ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya hanya untuk Allah semata. Ia tidak akan terjerat ke dalam nilai-nilai palsu atau hal-hal tanpa nilai sehingga tidak pernah mengejar kekayaan, kekuasaan dan kesenangan hidup sebagai tujuan. Sebaliknya, hal-hal tersebut hanyalah sebagai sarana mencapai keridlaan Allah.
5.      Memiliki visi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama manusia lain , suatu kehidupan yang harmonis antara manusia dan Tuhannya.[2]

Tauhid mempunyai fungsi penting dalam kehidupan umat muslim. Diantara fungsi tauhid dalam kehidupan sosial muslim di era modern adalah:

  1.  Membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk.

Sampai sekarang masih banyak manusia, termasuk umat muslim yang cenderung mengikuti tradisi dan keyakinan nenek moyangnya. Tidak hanya itu, mereka juga banyak yang menyerah dan tunduk begitu saja kepada para pemimpin mereka, tanpa daya pikir kritis serta keberanian untuk mengkritik. Padahal Al- Qur’an telah mengingatkan bahwa orang- orang yang tidak bersikap kritis terhadap para pemimpin mereka akan kecewa dan mengeluh di hari akhir.
Firman Allah SWT SWT :

“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul. Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan ( yang benar ). ". ( QS. Al- Ahzaab : 66 - 67)


Fungsi ini dirujukkan pada kalimat “Laailaahaillallah ” ( tidak ada Tuhan selain Allah ). Kalimat ini merupakan kalimat pembebasan bagi manusia. Dengan mengucapkan “ tidak ada Tuhan selain Allah”  berarti seorang muslim telah memutlakkan Allah SWT Yang Maha Esa sebagai Kholiq atau ciptaan-Nya. Dan sebenarnya umat muslim mengemban tugas untuk melaksanakan “ tahrirunnasi min ‘ibadatil ‘ibad  ila ‘ibadatillahi ”  atau membebaskan manusia dari menyembah sesama manusia kepada menyembah Allah SWT semata.






2. Mengajarkan emansipasi manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka.
Suatu kehidupan yang didedikasikan pada kelezatan sensual, kekuasaan, dan penumpukan kekayaan dapat mengeruhkan akal sehat dan mendistorsi pikiran jernih. Sebenarnya telah dengan tajam Al- Qur’an menyindir orang-orang seperti ini.

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”. ( QS. Al- Furqon : 43 - 44).

3.      3. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maksudnya ialah bahwa tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan hakikat kebenaran mengenai segala yang ada di alam semesta ini pada seginya yang abstrak, potensial, maupun yang konkret. Namun,  kenyataannya umat muslim sekarang berada dalam suatu ironi (keterbalikan) dimana kemiskinan, kelaparan dan kebodohan belum juga teratasi, jarak antara si kaya dengan si miskin semakin tajam, keadilan dan kejujuran semakin langka, serta kebenaran semakin mudah direkayasa di tengah – tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Pada tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi justru demi upaya pembebasan dan memudahkan manusia ( umat muslim khususnya) dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup mereka.

4.      4. Menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia.
Apabila tauhid direlasikan dengan ilmu pengetahuan maka dapat menjadikan islam tumbuh sebagai kekuatan peradaban dunia dan mampu menjembatani wilayah - wilayah peradaban lokal menjadi peradaban mondial karena tauhid merupakan paradigma dari metode ilmiah dalam seluruh wilayah ilmu pengetahuan umat islam. Sebagai bukti banyak ilmuan kelas dunia yang lahir dari dunia islam dan karya- karyanya telah menjadi landasan bagi kelahiran ilmu pengetahuan dan peradaban barat modern.

5.      5. Sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten.
Dengan menjadikan tauhid sebagai pegangan dalam hidup, serta merealisasikan perintah yang ada, maka akan terwujud suatu kebahagiaan serta kedamaian hidup yang tak terhingga. Karena telah di tancapkan dalam hati bahwa tidak ada yang memiliki kekuatan maupun kekuasaan selain Illahirabbi.

6.      6. Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka
Dengan kata lain, bahwa semua aktivitas yang dilakukan maupun kejadian yang terjadi merupakan atas kehendak Allah SWT, semua itu telah diatur dengan sempurna oleh-Nya. Karena Dia lah pemilik seluruh isi alam ini, Dia mengetahui segala hal yang ghoib ( abstrak) maupun yang dzohir, yang tersembunyi maupun yang tampak,  Dia lah Tuhan yang patut untuk disembah dan tiada Tuhan selain Dia.[3]

PENUTUP


Kesimpulan
Tauhid mempunyai berbagai macam fungsi dan peran yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial yakni membebaskan manusia dari perbudakan mental dan penyembahan kepada semua makhluk, menjaga manusia dari nilai- nilai palsu yang bersumber pada hawa nafsu, gila kekuasaan, dan kesenangan- kesenangan sensual belaka, Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai pondasi keimanan yang juga menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seluruh umat manusia, ketika seluruh ajaran- ajarannya dilaksanakan secara konsisten, Mengajarkan kepada umat islam supaya menjadikan Allah SWT sebagai pusat kesadaran intelektual mereka. Maka jelaslah bahwa tauhid erat hubunganya dengan kehidupan sosial karena dengan ber tauhid manusia dapat mengetahui tujuan hidup mereka yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala secara vertical yaitu langsung kepada Allah dengan ibadah makdoh dan Horizontal yaitu beribadah dengan sesama makhluk Allah dengan ibadah ghoirumakdoh.
 Dengan menancapakan kalimat Lailahailallah  dalam hati, maka akan diketahui bahwa segala hal bentuk penyembahan  terhadap sesama manusia merupakan suatu perbuatan yang bisa menduakan Allah SWT serta mengingkari kekuasaannya, karena Dialah yang menciptakan segala sesuatunya di alam ini, baik yang ada di langit maupun ada di bumi. Dan apabila semua ini dapat direalisasikan dalam kehidupan secara konsisten maka akan tercipta kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.


DAFTAR PUSTAKA


­ Akademik, Pokja. 2005. Tauhid. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN SUKA.

Mufid, Fathul. 2009. Ilmu Tauhid / Kalam. Kudus: STAIN Kudus.

Ulumuddin Digital Journal Al-Manar Edisi I/2004

Zainudin. 1996. Ilmu Tauhid Lengkap. Yogyakarta: Rineka Cipta.



[1] Fathul Mufid, Ilmu Tauhid / Kalam, (Kudus: STAIN Kudus, 2009), hlm. 3-4.
[2] Pokja Akademik, Tauhid, (Yogyakarta: pokja akademik UIN SUKA, 2005), hlm. 15.
[3] ‘Ulumuddin Digital Journal Al-Manar Edisi I/2004. Hlm. 29-34.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar